Katanya cinta pertama, seseorang dengan segala kisahnya yang paling membekas dalam benak dan diri. Terdapat kualifikasi tersendiri dalam melabelkan seseorang sebagai cinta pertama. Tia pernah merasakannya. Sudah 22 tahun hidup di dunia tetapi baru sadar ternyata empat tahun yang lalu adalah masa dimana ia tersadar dan dapat merasakan getaran yang bergejolak dalam diri. Kata orang itu adalah ketika anda tertarik dengan sesuatu. Terkadang otak dan tingkah laku menjadi tidak terkendali. Tia merasakan hal itu.
Di
fikir-fikir hanya cinta monyet yang datang lalu pergi. Nyatanya tidak. Setiap
kejadian yang terjadi antara ia dengan cinta pertamanya begitu membekas.
Seperti pertama kalinya mendapat ajakan untuk menonton film bersama, berkendara
menyusuri jalanan melalui hiruk pikuknya dengan kendaraan roda dua.
Perbincangan kecil yang tak bertema terus mengelakkan tawa. Difikir-fikir
sangat menyenangkan dan berkesan ketika anda melakukannya bersama dengan
seseorang yang anda idamkan.
Ia menjadi motivasi bagi Tia untuk terus berkembang.
Karna dipertemukan dalam sebuah komunikasi di masa-masa terakhir sekolah
menengah atas, membuatnya tidak memiliki banyak waktu untuk bersenda gurau
bersama. Terlebih lagi sosok tersebut sudahlah meninggalkan almamater sekolah
dan melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Intensitas dalam berpapasan dan
bertatapan dengan tanpa direncanakan minim sudah. Dapat dikatakan jika tak ada
agenda yang direncanakan, maka tidak akan bertatapan. Melihat raga yang diidamkan.
Komentar
Posting Komentar